Senin, 22 Juni 2015

Learning Trajectory Matematika Bangun Datar kelas 2

 


Salah satu materi pembelajaran Matematika di tingkat sekolah dasar kelas 2 semester 2 adalah geometri, pokok bahasan bangun datar. Siswa kelas V sekolah dasar, umumnya berada pada rentang usia 7-9 tahun. Menurut Piaget, pada rentang usia tersebut siswa berada pada tahap berpikir operasional konkrit. Tahap ini merupakan tahap yang menentukan perkembangan kognitif anak, karena tahap ini menandai awal pemikiran logis atau operasional pada anak. Piaget menjelaskan bahwa pada tahap ini anak cukup mampu menggunakan pemikiran logis atau operasi, tetapi mereka hanya bisa menerapkan hal tersebut pada benda konkrit. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah salah satu pembelajaran matematika yang saat ini sedang dicoba untuk dikembangkan dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Pendekatan ini diadopsi dari Realistic Mathematics Education yang dikembangkan di Belanda. Frans Moerland (2003) memvisualisasikan proses matematisasi dalam pembelajaran matematika realistik sebagai proses pembentukan gunung es (iceberg). Visualisasi dari proses matematisasi ini digambarkan sebagai berikut. Menurut Prof. Dr Marsigit, maka skema pembelajaran matematika yang digambarkan sebagai gunung es ini, pada lapisan dasar adalah konkrit, kemudian di atasnya ada model konkrit , di atasnya lagi ada model formal dan paling atas adalah matematika formal. Tahapan pengkostruksian pengetahuan dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
1.    Tahap Konkrit
Pada tahap ini, siswa dihadapkan dengan matematika konkrit. Apakah matematika konkrit itu? Ternyata semua yang kita lihat, yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa, itulah yang disebut matematika konkrit. Dalam tahapan ini, guru harus memastikan bahwa pengetahuan yang dibangun siswa dalam tahap ini kokoh, baru melanjutkan ke tahapan selanjutnya. Pada apersepsi ini, guru memunculkan konteks benda yang mereka temui sehari-hari yang mencerminkan bangun datar sesuai tema pada hari itu yaitu “Hidup Sehat”.
2.    Tahap Model Konkrit
Pada pembelajaran dengan materi mengenal bangun datar ini siswa melakukan investigasi dan eksplorasi melalui bahan yang disediakan. Siswa menggunakan benda konkrit (kardus bekas sabun dan toblerone) sesuai dengan konteks yang disediakan. Pembelajaran diawali dengan pemberian masalah dari konteks hidup sehat tadi.
3.    Tahap Model formal
Dari model konkrit, siswa dibawa ke tahap model formal. Dari membongkar bangun ruang ang berupa kardus tersebut siswa harus menempelkan beberapa segitiga, segiempat dan bangun datar ang mereka hasilkan dari potongan tersebut  . setelah itu mereka mulai menghitung garis yang membentuk bangun ruang tersebut. Dari aktivitas kelompok ini, siswa akan dibimbing untuk menemukan nama-nama bangun datar.
4. Tahap Matematika formal
Dalam tahap ini, siswa sudah dihadapkan dengan matematika formal, dalam bentuk simbol-simbol seperti matematika yang umumnya diberikan di sekolah-sekolah. Pada pembelajaran ini karena anak sudah mengenal nama-nama bangun datar dan jumlah garis yang menghubungkannya maka selanjutna siswa dikenalkan  dengan jumlah sisi dan sudut pada bangun datar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar