Senin, 22 Juni 2015

Makalah Tugas Akhir Semester



MAKALAH

TUGAS AKHIR SEMESTER

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Learning
  Trajectory PendidikanDasar

DosenPengampu : Prof. Dr.Marsigit, MA.

Disusun oleh:
NAMA        : DEVALIA SEPTIANA
NIM             : 14712259020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Anak-anak mengikuti suatu polatingkatan alamiah ketika merekabelajar maupun dalam prosesperkembangannya. Contoh, anak-anakmengalami pola yang sama padaperkembangan mereka dari belajarmerangkak, berjalan, lalu berlari, danmelompat dengan kecepatan dankecekatan yang terus meningkatseiring dengan perkembanganfisiknya. Sama halnya dalam prosesbelajar mereka. Misalnya, dalambelajar matematika, mereka jugamengikuti suatu pola tingkatanalamiah, yakni belajar kemampuan-kemampuandan ide-ide matematikadengan cara mereka sendiri. Ketikaguru memahami pola tingkatanalamiah serta aktivitas-aktivitas yangtersusun didalamnya, maka merekatelah membangun suatu lingkunganbelajar matematika yang tepat danefektif. Pola tingkatan alamiahtersebut merupakan dasar dalammembuat learning trajectories ataulintasan belajar. Lintasan belajarsangat berguna bagi guru, khususnyadalam hal menjawab berbagaipertanyaan seperti: apa tujuanpembelajaran yang akan dicapai?bagaimana memulainya? Bagaimanalangkah-langkah yang akandilakukan? bagaimana cara mencapaitujuan tersebut? dan seterusnya.
Selama ini, banyak gurupesimis dengan siswa dan tidak beranimenggunakan strategi pembelajaranyang menantang. Guru beranggapanbahwa siswa tidak akan dapat diajakuntuk berpikir sesuatu yangmenantang. Melihat penemuanSarama&Clements(2009), tampakbahwa anak-anak memiliki potensiuntuk belajar matematika. Yangdiperlukan guru adalah keberanianuntuk mengeksplor kemampuan danmemahami perkembangan anak-anak.Penting untuk mengembangkankemampuan mengajar matematikadengan baik.Istilah “learning trajectory”digunakan untuk menggambarkantransformasi belajar yang dihasilkandari partisipasi dalam aktivitas belajarmatematika. Selain itu istilahLearning trajectory juga digunakanuntuk serangkaian pembelajaran atausuatu lintasan belajar. Selanjutnyatrajectory dari aktivitas untukkeseluruhan pembelajaran, berkisarseputar aktivitas belajar khusus yangmungkin hanya digunakan sebagai bagian dari pembelajaran matematikadi kelas.Matematika sangat penting bagikeberhasilan anak dalam sekolah, dikelas dasar dan dalam pembelajaranmasa depan, yaitu penting untukmemotivasi anak-anak, substansi pengalaman pendidikan. Lintasanbelajar adalah alat yang ampuh untukmelibatkan semua anak dalam menciptakan dan memahami matematika.




BAB II
LEARNING TRAJECTORY :
APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA?

A.  MembangunTeoriLearning Trajectory
Padaperkuliahan learning trajectory, hari selasa, tanggal 7 april 2015, yang dapat saya tangkapdanpahami  adalahsebagai manusiadan guru kita memiliki keterbatasanterhadapruang dan waktu. Selainitukita harussopan dan santun sertamenyesuaikandiriterhadap ruang dan waktu. Dalam konsep jawa, kita hidup perlu mencari keseimbangan. Itu bagian dari mengerti diri sendiri, sebelum kita mengerti siapa siswa.  Kita perlu mengerti batasan  dalam mengembangkan potensi yang kita miliki.Siswa jugamanusia yang memiliki keterbatasan. Hakikatnya siswasekolahdasaradalahanak kecil yang bisa berbuat salah atau keliru karena memanganak masihdalamtahap belajar. Sebagaiguru kitadiharapkanmengetahui dan memahami karakteristik siswa. Learning trajectory(lintasan belajar)sangat berguna bagi guru, khususnyadalam hal menjawab berbagaipembelajaran yang akan dicapai?bagaimana memulainya? Bagaimanalangkah-langkah yang akandilakukan?Bagaimana cara mencapaitujuan tersebut? dan seterusnya.Guru harus mau meningkatkankemampuan dan pengetahuannya agardapat memberi harapan bagi peningkatan kualitas pembelajaran.Guru harus melakukan perubahantentang cara membelajarkan siswamelalui aktivitas yang sesuai dengantingkat kemampuan berpikirnya.
Ada empatdimensiLearningtrajectory, yaitu: Sprititual, Normatif, Formal dan Material.Aspekspiritual merupakan aspek tertinggi dari pembelajaran learning trajectory.
1.        Aspek spiritual
Aspek spiritual padalearning trajecory meliputi Ma`rifat, hakikatdansyariat. Aspek syariat menuju pada  hakikat dan makrifat. Sebagai manusiadan guru kitadiharapkanselalu menjaga hubungan dengan sesama manusiadandengan sang pencipta, yaitu Allah SWT. Pengetahuan yang kita miliki, akan lebih bermanfaat jika kita bagi kepada orang lain. Sehinggasudahseharusnyasebagai guru, kita membagi ilmu yang kita miliki kepada siswa kita sendiri.
2.        AspekNormatif
Filsafatmerupakandasardari aspek normatif padalearning trajectoryyang meliputi buku, makalah, hasil penelitian, jurnal, blog, web dan sumber referensi lainnya.  Dengan banyak membaca kita bisa memahami pola pikir kita sendiri. Karena pada prinsipnya aspek normatif adalah filsafat atau pikiran kita sendiri. Yang meliputi hakikat, metode,etik dan estetika. Dalam hakikat filsafat terdapat wadah dan isi. Tiada wadah tanpa isi, tiada isi tanpa wadah. Untuk mengetahui cara berpikir siswa, kita perlu mengetahui hak siswa dalam pembelajaran itu sendiri.  Kita selidikibagaimana kedudukan siswa dalam pembelajaran. Dalam hakikatfilsafatdalamlingkungan budaya indonesia, munculfilosofiajaran ing ngaso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.Dan falsafahtersebutsampaisekarang menjadi pedoman dalam pembelajaran di sekolah. Dalam wadah, terdapat syntak, hierarki (jenjang) pendidikan itu sendiri. Didalam isi, terdapat kategori dapat kita sebut sebagai pengetahuan yang berasaldariteoridanparadigma. Agar kitamendapatkanpengetahuantersebutkitaharusmembacareferensi yang ada.
3.        Aspek formal
Aspek formalberupa dokumen resmiberupaperaturan dinegara kitayaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang, Peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang, peraturan presiden, peraturan menteri, sampai pada kurikulum, silabus, RPP, LKS dan penilaian (Asessmen).Padaaspek formal inimencakupperangkatpembelajaranberupaKurikulumdanpenilaian yang haruskitakembangkansesuai dengan kebutuhan siswa denganmenyesuaikanlingkungan di sekitarsekolah. Sesuai teori Paul Ernest, bahwa pembelajaran apa saja itu tergantung pada lokasi atau tempat berlangsungnya pendidikan itu sendiri. Dalampembelajaran guru diharuskan memahamidanmenguasai teoridanpraktek pembelajaran, untukkita perlu belajar dariberbagaireferensipembelajaran,salahsatunyamelaluimelihat video pembelajaran. Dengan melihat video pembelajaran secara tidak langsung kita bisa mengambil manfaat dari media ataupun metode pembelajaran yang digunakan. Manfaat tersebut bisa kita terapkan pada pembelajaran yang akan kita laksanakan tentunyadisesuaikandengankondisisekolahdansiswakita agar kita bisa membangun konsep awal siswakarenasetiap siswa itu memiliki karakteristik yang berbeda.Sehinggakitaperlu menguasai berbagai teori pembelajaran dengan  membacareferensi, lalu menghubungkannya satu sama lain, sehingga diperoleh bangunan hermeneutika trajectory.
4.        Aspek Material
Aspek materialdalam bentuk sebagai konteks dan konten yang meliputi, fisik,  lingkungan atau budaya, sampai pada perangkat pembelajaran yang lain. Sebagai guru, kita bisa menggali sumber pembelajaran yang berasal dari lingkungan dan budaya setempat, pengalaman siswa, data-data yang ada serta fenomena yang sedang terjadi saat ini. Yang bisa kita jadikan sebuah penelitian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dan memecahkan masalah yang muncul dari adanya fenomena dan pengalaman siswa sebagai peserta didik. Dengan belajar dari lingkungan, gurubisa membantu mengembangkan kreatifitas siswa. Siswa bisa membangun dan mengembangkan pengetahuannya sendiri dengan bantuan media pembelajaran.  Karena pada learning trajectory, siswa merupakan fokus pembelajaran itu sendiri. Sedangkan untuk guru, dinamakan teaching trajectory.Teaching Trajectory, yaitu tentang bagaimana cara guru membelajarkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Keempat aspekdiatassebagai landasan untuk membangun dan mengembangkan  hermeneutika learning trajectory. Hermeneutika Learning trajectory bermula dari diri kita sendiri. Dalam setiap hermeneutika learning trajectory  memiliki titik-titik, yang bisa dibagi-bagi untuk  membangun hidup, meliputi rutinitas dalam hidup (fatal), sadar akan ruang dan waktu dan membangun hidup (vital).Sadarakanruangdanwaktudisinikitasebagai guru selalumengikutiperkembanganjamantermasukdalamhalpengetahuanperkembanganmetodepembelajaran. Padatiaptitik dalam hermeneutika juga

Gambar 1.Hermeneutika Learning Trajectory
 (By Prof. Dr. Marsigit, M.A)

mengandung tiga unsur dan begitu seterusnyasehinggaterbentukHermenutika Learning Trajectory.                                                           
Anak-anakdi sekolah dasar, mengikuti suatu pola tingkatan alamiah ketika mereka belajar maupun dalam proses perkembangannya. Sebagai contoh, pada awalnya mereka belajar merangkak, berjalan, lalu berlari, dan melompat dengan kecepatan dan kecekatan yang terus meningkat seiring dengan perkembangan fisiknya. Begitupula ketika mereka belajar. Dalam belajar matematika misalnya, mereka juga mengikuti suatu pola tingkatan alamiah, yakni belajar kemampuan-kemampuan dan ide-ide matematika dengan cara mereka sendiri. Ketika para guru memahami pola tingkatan alamiah tersebut, serta aktivitas-aktivitas yang tersusun didalamnya, maka mereka telah membangun suatu lingkungan belajar matematika yang tepat dan efektif. Pola tingkatan alamiah tersebut merupakan dasar dalam membuat learning trajectories atau lintasan belajar. Learning Trajectory mempunyai tiga bagian penting yakni: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, lintasan perkembangan yang akan dikembangkan oleh anak atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dan seperangkat kegiatan pembelajaran ataupun tugas-tugas, yang sesuai dengan tingkatan berpikir yang ada pada lintasan perkembangan yang akan membantu anak tersebut dalam mengembangkan proses berpikirnya bahkan sampai pada proses berpikir tingkat tinggi.

Bagian pertama dari sebuah lintasan belajar adalah tujuan pembelajaran matematika. Tujuan pembelajaran seorang guru merupakan pengelompokan konsep-konsep dan kemampuan-kemampuan yang merupakan hal yang pokok dan saling berhubungan, konsisten dengan pemikiran siswa, serta berguna dalam pembelajaran berikutnya.Bagian kedua dari lintasan belajar terdiri dari tingkatan-tingkatan berpikir, mulai dari yang mudah sampai yang rumit, untuk membawa siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaranyang telah ditetapkan. Progres perkembangan yang dibuat oleh guru menggambarkan sebuah lintasan yang akan diikuti oleh anak atau siswa dalam mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka tentang suatu topik. Perkembangan kemampuan seseorang dimulai sejak mereka hidup di dunia. Sebagaicontoh sebagaimana yang kita lihat, anak-anak mempunyai suatu kompetensi yang mirip dengan kompetensi matematika dalam hal bilangan, indera spasial, dan pola atau bentuk dari sejak lahir. Namun, ide dan interpretasi anak-anak tentang suatu situasi atau kondisi merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan ide dan interpretasi yang dimiliki oleh orang dewasa. Oleh karena itu, seorang guru yang baik akan sangat berhati-hati dengan tidak mengasumsikan bahwa anak-anak “melihat” situasi, masalah ataupun penyelesaian dari masalah tersebut sebagaimana orang dewasa melihatnya.Melainkan, guru yang baik adalah guru yang mampu menginterpretasi apa yang sedang dilakukan dan dipikirkan oleh anak didiknya dan berusaha melihat permasalahan tersebut dari sudut pandang anak didik tersebut. Sama halnya ketika guru tersebut berinteraksi dengan siswa, dia juga mempertimbangkan tugas-tugas pembelajaran serta tindakan yang ia lakukan dari sudut pandang siswa. Hal ini membuat pembelajaran di sekolah dasar,menantang sekaligus memberi kebanggaan tersendiri.
Bagian ketiga dari lintasan belajar terdiri dari sekumpulan tugas-tugas pembelajaran yang bersesuaian dengan tingkat berpikir siswa yang ada dalam lintasan perkembangan yang telah dibuat. Tugas-tugas tersebut disusun untuk membantu siswa belajar tentang ide-ide dan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tingkatan berpikir. Oleh karena itu, sebagai seorang guru, kita dapat menggunakan tugas-tugas tersebut untuk mendorong perkembangan berpikir siswa dari satu level ke level berikutnya.
Sebagai kesimpulan, lintasan belajar menggambarkan tujuan pembelajaran, proses belajar dan berpikir anak pada berbagai macam level, dan aktivitas pembelajaran yang mungkin menarik bagi mereka. Peran guru adalah bagaimana memberi fasilitas, kesempatan ruang dan waktu kepada siswa, agar siswa bisa membangun. Maka akan tercipta hermeneutika learning trajectory.Learning Trajectory merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana siswa belajar serta bagaimana siswa berpikir yang diaplikasikan dalam Teaching Trajectory tentang bagaimana guru menyelenggarakan proses belajar mengajar. Dalammengembangkanteaching trajectorydapatdilakukandengan membentuk team teachingbisa berdua saja. Dimana dalam team teaching ini bisasaling mengobservasi atau melakukan Lesson Study untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode dan media yang digunakan.

B.  ReferensiMathematical Learning Trajectory
Lintasan belajar matematikadiajukan oleh Sarama dan Clements(2009) pada pembelajaran konseppengukuran panjang yang dirancangdari penelitian berbasis teori yangtelah dikembangkan dari teori belajarPiaget dan Vygotsky. Sarama&Clements(2009) menyatakan bahwaMathematichal Learning Trajectoryter diri dari tiga bagian:
Math learning trajectories havethree parts: a mathematical goal,a developmental path along whichchildren’s math knowledge growsto reach that goal, and a set ofinstructional tasks, or activities,for each level ofchildren’sunderstanding along that path tohelp them become proficient inthat level before moving on to thenext level.
Lintasan belajar matematika           mempunyai tiga bagian penting yakni:tujuan pembelajaran matematika yangingin dicapai, lintasan perkembangan yang akan dikembangkan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran,dan seperangkat kegiatan pembelajaranataupun tugas-tugas, yang sesuaidengan tingkatan berpikir padalintasan perkembangan yang akan membantu anak dalam mengembangkan proses berpikirnya bahkan sampai pada proses berpikir tingkat tinggi.
1.      Goals   
Bagian pertama dari lintasan   belajar adalah Goals yaitu tujuanpembeajaran matematika. Tujuanpembelajaran merupakan The BigIdeas of Mathematics yaknipengelompokan konsep-konsep dankemampuan-kemampuan yang secaramatematis merupakan hal yang pokok dan saling berhubungan, konsistendengan pemikiran siswa, sertaberguna dalam pembelajaran berikutnya. Tujuan harus mencakupide-ide besar matematika, seperti "bilangan yang dapat digunakan untuk menunjukkan berapa banyak,menggambarkan urutan, dan mengukur" dan "geometri dapatdigunakan untuk memahami dan mewakili benda, arah, dan lokasi didunia, dan hubungan antara mereka"(Clements&Sarama, 2009).
2.      Developmental Path
Bagian kedua dari lintasanbelajar terdiri dari tingkat pemikiran,masing-masing lebih canggih dariyang terakhir, yang mengarah untukmencapai tujuan matematika. Artinya,lintasan perkembangan menggambarkanrute belajar anak yang khususmengikuti pemahaman pengembangandan keterampilan dalam topikmatematika tertentu. Lintasan belajarpenting karena ide-ide anak-anak daninterpretasi mereka tentang suatusituasi yang berbeda dengan orangdewasa. Guru harus menafsirkan apayang anak lakukan dan berpikir danberusaha untuk melihat situasi darisudut pandang anak. Pengetahuanlintasan perkembangan meningkatkanpemahaman guru tentang pemikirananak-anak, guru membantu menilaitingkat pemahaman anak-anak danmenawarkan kegiatan pembelajaranpada tingkat itu. Demikian pula, gurusecara efektif mempertimbangkantugas instruksional dari sudut pandanganak.
Sarama & Clements(2009)menjelaskan bagian kedua learningtrajectories sebagai berikut:
The second part of a learningtrajectory consists of levels ofthinking; each more sophisticatedthan the last, which lead toachieving the mathematical goal.That is, the developmentalprogression describes a typicalpath children follow in developingunderstanding and skill about thatmathematical topic. Developmentof mathematics abilities beginswhen life begins. Young childrenhave certain mathematical-likecompetencies in number, spatialsense, and patterns from birth.
Bagian kedua dari lintasan belajarterdiri dari tingkatan-tingkatan berpikir,mulai dari yang mudah sampaiyang rumit, untuk membawa siswaagar dapat mencapai tujuanpembelajaran matematika yang telahditetapkan. Kemajuan perkembanganyang dibuat guru menggambarkansebuah lintasan tertentu yang akandiikuti oleh siswa dalammengembangkan pemahaman dankemampuan mereka tentang suatutopik matematika.
Perkembangankemampuan matematika seseorangdimulai sejak mereka hidup di dunia.Anak-anak memiliki kompetensi yangmirip dengan kompetensi matematikadalam hal bilangan, indera spasial,dan pola atau bentuk dari sejak lahir.Namun, ide dan interpretasi anak-anaktentang suatu situasi atau kondisimerupakan sesuatu yang unik danberbeda dengan ide dan interpretasiyang dimiliki oleh orang dewasa.Oleh karena itu, seorang guru yangbaik akan sangat berhati-hati dengantidak mengasumsikan bahwa anak-anak“melihat” situasi, masalahataupun penyelesaian dari masalahtersebut sebagaimana orang dewasamelihatnya.Melainkan, guru yangbaik adalah guru yang mampumenginterpretasi apa yang sedangdilakukan dan dipikirkan oleh anakdidiknya dan berusaha melihatpermasalahan tersebut dari sudutpandang anak didik tersebut. Samahalnya ketika guru tersebutberinteraksi dengan siswa, dia jugamempertimbangkan tugas-tugaspembelajaran serta tindakan yang ialakukan dari sudut pandang siswa.

3.      Instructional Task.
Bagian ketiga dari lintasanbelajar terdiri dari set tugasinstruksional atau kegiatan yangcocok untuk setiap tingkat berpikirdalam perkembangan perkembangan.Tugas ini dirancang untuk membantuanak-anak belajar ide-ide danmempraktekkan keterampilan yangdibutuhkan untuk mencapai suatutingkatan berpikir. Oleh karena ituguru dapat menggunakan tugasinstruksional tersebut gunamendorong perkembangan berpikirsiswa dari satu level ke levelberikutnya . Sebagaimana dijelaskandan Sarama & Clements(2009)sebagai berikut:
The third part of a learningtrajectory consists of set ofinstructional tasks, matched toeach of the levels of thinking inthe developmental progression.These tasks are designed to helpchildren learn the ideas and skillsneeded to achieve that level ofthinking. That is, as teachers, wecan use these tasks to promotechildren's growth from one levelto the next.
Penelitian Sarama & Clements(2009)menghasilkan tiga temuan penting:
1.    Learning substantial math iscritical for primary grade children.
2.    All children have the potential tolearn challenging and interestingmath.
3.    Understanding children’s mathematiccaldevelopment helpsteachers be knowledgeable andeffective in teaching math.

Dari hasil penelitiannya, Sarama danClements memberikan saranpendekatan pengajaran di kelas awalsebagai berikut:
1.      Mengetahui dan menggunakanlintasan belajar.
2.      Menyertakan berbagai kegiatanpembelajaran.
Lintasan belajar memberikanpanduan untuk kegiatan yangcenderung menantang anak-anakuntuk menciptakan strategi barudan membangun pengetahuanbaru.
3.      Menggunakan kombinasi strategipengajaran.
4.      Salah satu pendekatan yang efektifadalah (a) mendiskusikan masalahdengan kelompok, (b) menindaklanjutidengan bekerja berpasangan,dan kemudian (c) mengharuskananak-anak berbagistrategi penyelesaian dengankelompoknya semula. Diskusikanstrategi dengan anak-anak secaraberpasangan dan individual.Membedakan instruksi denganmemberi kelompok atau individujenis masalah yang berbeda.

C.  Learning Trajectory dalamKurikulum 2013(TERLAMPIR)





BAB III
PENGEMBANGAN PRANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING TRAJECTORY DI KELAS 2 SD

A.      SILABUS (Terlampir)
B.       RPP (Terlampir)
C.      LKS (Terlampir)
D.      KONTEN ATAU ISI
1.      Pada kelas dan semester sebelumnya siswa telah mempelajari tentang:
Mengenalmacam-macam Bangun Datar
2.      Pada pembelejaran yang durencanakan siswa akan belajar tentang bangun datar yang meliputi:
·         Nama bangun datar
·         Banyaknya sisi bangun datar
·         Banyaknyasudutbangundatar

3.      Pada pelajaran selanjutnya dan kelas selanutnya siswa akan belajar tentang bangundatardanbangunruang yang meliputi:
·         Memahamiunsur-unsur bangun datar
·         Memahamikonsep dari unsur-unsur bangun datar.
·         Memahamiciri-ciri atau sifat-sifat bangun datar
·         Banyaknyasimetrilipatbangundatar
·         Jenisbangunruang
·         Membuat jaring-jaring bangun ruang lainnya
·         Menghitung volume bangun ruang

BAB IV
SKENARIO PEMBELAJARAN LEARNING TRAJECTORY DI SEKOLAH

A.  APERSEPSI/PENDAHULUAN
Padasaatapersepsisiswamenyanyikanlagu “makanjanganbersuara”setelahitusiswadipancinguntukbertanyatentangliriklagudinyanyikanbersama-samasebelumnya.

B.  KEGIATAN INTI
a.    Siswadibagimenjadikelompok terdiri dari 4 siswa.
b.    Guru memberi contoh mencuci tangan yang bena
c.    Siswa mempraktekan mencuci tangan yang benar secara bergantian.
d.   SetelahmencucitanganSiswa diberi kardus sabun dan kardus coklat toblerone
e.    Siswadiminta membaca panduan pelaksanaan proyek.
f.     Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya tentang langkah pelaksanaan proyek.
g.    Siswa diberi kesempatan bertanya tentang panduan proyek yang belum jelas
h.    Siswa mulai melaksanakan proyek :
1.)           Siswa membongkar kardus sabun dan kardus coklat toblerone.
2.)           Siswa mengunting kardus tersebut menjadi beberapa bagian.
3.)           Siswa menempelkan tiap-tiap bagian kardus pada Lembar Kerja yang sudah disediakan
4.)           Siswa menghitung garis/sisi dan sudut yang membentuk bagian-bagian kardus tersebut.
5.)           Siswa mengidentifikasikan nama bangun datar pada tiap-tiap bagian kardus.
6.)           Siswa menggambar permainan “tapak gunung” berdasarkan bagian-bagian kardus yang mereka miliki secara mandiri.
7.)           Siswa berdiskusi untuk menyajikan gambar permainan tersebut di luar kelas.
8.)           Siswa bermain permainan “tapak gunung” secara berkelompok.
9.)           Siswa membacakan teks laporan hasil pengamatan yang telah ditulis
10.)       Siswa lain menanggapi teks laporan yang telah dibacakan

C.  KEGIATAN PENUTUP
a.       Pada saat menyimpulkan materi yang telah dipelajari, usahakan untuk memancing siswa untuk mengemukakan pendapatnya agar guru mengetahui apa yang ditangkap siswa selama pembelajaran.
b.      Dalam pemberian PR guru harus membedakan antara siswa Slow Learner dan siswa yang normal. Tugas kegiatan remedial harus diberikan siswa Slow Learner dan siswa normal bisa diberikan tugas kegiatan pengayaan.





BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Lintasan belajar merupakan suatudesain pembelajaran yang memperhatikan tingkat berpikir anak sesuai denganteori Piaget dan Vigotsky. Lintasan belajar dapat dilakukan untuk membuatgrand desain pembelajaran Matematika maupun untuk membuat rancanganpembelajaranpada level tertentu.
Lintasan belajar menggambarkan tujuan pembelajaran, proses belajar dan berpikir anak pada berbagai macam level, dan aktivitas pembelajaran yang mungkin menarik bagi mereka.Mengingatpentingnyapendidikanyang berkesinambungan darisisi konten dan proses, Learning Trajectory menjadi isupenting dalam pembelajaran. Proses pembuatanLearning Trajectorymemang membutuhkan waktu dantenaga yang tidak sedikit. Meskipundemikian, isu ini penting untuk dapatdilakukan/ditindaklanjuti. Anak-anakmemerlukan guru/pendidik yangbenar-benar menjadi fasilitator bagimereka dalam mempelajari suatu idebesar.

B.     SARAN
Guru diharapkanmemahamilintasanbelajarkarena sebuah lintasan belajar memberikan petunjuk bagi guru untuk menentukan danmerumuskan tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya guru dapatmembuat keputusan-keputusan tentang langkah-langkah strategi yang akan digunakanuntuk mewujutkan tujuan-tujuan tersebut. Sebelum menentukan langkah-langkah yangakan ditempuh dalam pembelajaran atau pemecahan masalah, guru seharusnya memilikiterlebih dahulu informasi tentang pengetahuan prasyarat, strategi berpikir yangdigunakan anak, level berpikir yang mereka tunjukkan dan bagaimana variasi aktivitasyang dapat menolong mereka mengembangkan pemikiran yang dibutukan untuktujuannya tersebut. Semuanya dapat dilihat dalam lintasan belajar. Lintasan beajarberfungsi sebagai kompas yang memamdu pembelajaran.
Lintasan belajar dapat disusun berdasarkan pengalaman mengajar masa lalu, melalui hasil uji coba, ataupun konjektur yang dibangun berdasarkan teori ataupengalaman pribadi, serta hasil-hasil penelitian yang relevan.


DAFTAR PUSTAKA

Clements, Douglas H., Sarama, Julie. 2009. Learning and Teaching Early math:
The Learning Trajectories Approach. New York: Routledge.
Fox, Jillian. 2006. Practical andTheoretical Perspectives of theDutch Learning-Teaching Trajectories. MathematicsTeacher Education andDevelopment. Vol. 7, 90 – 96Tersedia:www.merga.net.au/documents/MTED_7_Fox.pdf