MAKALAH
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan
Learning
Trajectory
PendidikanDasar
DosenPengampu : Prof. Dr.Marsigit, MA.
Disusun oleh:
NAMA : DEVALIA SEPTIANA
NIM : 14712259020
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Anak-anak mengikuti suatu polatingkatan
alamiah ketika merekabelajar maupun dalam prosesperkembangannya. Contoh,
anak-anakmengalami pola yang sama padaperkembangan mereka dari
belajarmerangkak, berjalan, lalu berlari, danmelompat dengan kecepatan
dankecekatan yang terus meningkatseiring dengan perkembanganfisiknya. Sama
halnya dalam prosesbelajar mereka. Misalnya, dalambelajar matematika, mereka
jugamengikuti suatu pola tingkatanalamiah, yakni belajar kemampuan-kemampuandan ide-ide
matematikadengan cara mereka sendiri. Ketikaguru memahami pola tingkatanalamiah
serta aktivitas-aktivitas yangtersusun didalamnya, maka merekatelah membangun
suatu lingkunganbelajar matematika yang tepat danefektif. Pola tingkatan
alamiahtersebut merupakan dasar dalammembuat learning trajectories ataulintasan
belajar. Lintasan belajarsangat berguna bagi guru, khususnyadalam hal menjawab
berbagaipertanyaan seperti: apa tujuanpembelajaran yang akan dicapai?bagaimana
memulainya? Bagaimanalangkah-langkah yang akandilakukan? bagaimana cara
mencapaitujuan tersebut? dan seterusnya.
Selama ini, banyak gurupesimis dengan
siswa dan tidak beranimenggunakan strategi pembelajaranyang menantang. Guru
beranggapanbahwa siswa tidak akan dapat diajakuntuk berpikir sesuatu
yangmenantang. Melihat penemuanSarama&Clements(2009), tampakbahwa anak-anak
memiliki potensiuntuk belajar matematika. Yangdiperlukan guru adalah
keberanianuntuk mengeksplor kemampuan danmemahami perkembangan
anak-anak.Penting untuk mengembangkankemampuan mengajar matematikadengan
baik.Istilah “learning trajectory”digunakan untuk
menggambarkantransformasi belajar yang dihasilkandari partisipasi dalam
aktivitas belajarmatematika. Selain itu istilahLearning trajectory juga
digunakanuntuk serangkaian pembelajaran atausuatu lintasan belajar. Selanjutnyatrajectory
dari aktivitas untukkeseluruhan pembelajaran, berkisarseputar aktivitas
belajar khusus yangmungkin hanya digunakan sebagai bagian dari pembelajaran
matematikadi kelas.Matematika sangat penting bagikeberhasilan anak dalam
sekolah, dikelas dasar dan dalam pembelajaranmasa depan, yaitu penting
untukmemotivasi anak-anak, substansi pengalaman pendidikan. Lintasanbelajar
adalah alat yang ampuh untukmelibatkan semua anak dalam menciptakan dan
memahami matematika.
BAB II
LEARNING
TRAJECTORY :
APA, MENGAPA DAN BAGAIMANA?
A. MembangunTeoriLearning
Trajectory
Padaperkuliahan learning trajectory, hari selasa, tanggal 7 april 2015, yang dapat saya tangkapdanpahami adalahsebagai manusiadan guru kita memiliki keterbatasanterhadapruang dan waktu. Selainitukita harussopan dan santun sertamenyesuaikandiriterhadap
ruang dan waktu. Dalam konsep jawa, kita hidup perlu mencari keseimbangan. Itu
bagian dari mengerti diri sendiri, sebelum kita mengerti siapa siswa. Kita perlu mengerti batasan dalam mengembangkan potensi yang kita
miliki.Siswa jugamanusia yang memiliki
keterbatasan. Hakikatnya siswasekolahdasaradalahanak kecil yang bisa berbuat salah atau keliru karena memanganak masihdalamtahap belajar. Sebagaiguru kitadiharapkanmengetahui
dan memahami karakteristik siswa. Learning trajectory(lintasan belajar)sangat berguna bagi guru, khususnyadalam hal menjawab berbagaipembelajaran
yang akan dicapai?bagaimana memulainya? Bagaimanalangkah-langkah yang
akandilakukan?Bagaimana cara mencapaitujuan tersebut? dan seterusnya.Guru harus
mau meningkatkankemampuan dan pengetahuannya agardapat memberi harapan bagi peningkatan kualitas pembelajaran.Guru harus melakukan perubahantentang
cara membelajarkan siswamelalui aktivitas yang sesuai dengantingkat kemampuan
berpikirnya.
Ada empatdimensiLearningtrajectory, yaitu: Sprititual, Normatif, Formal dan Material.Aspekspiritual merupakan
aspek tertinggi dari pembelajaran learning trajectory.
1.
Aspek spiritual
Aspek
spiritual padalearning
trajecory meliputi Ma`rifat,
hakikatdansyariat. Aspek syariat menuju pada hakikat dan makrifat. Sebagai manusiadan guru kitadiharapkanselalu menjaga hubungan dengan sesama manusiadandengan sang pencipta, yaitu Allah SWT. Pengetahuan
yang kita miliki, akan lebih bermanfaat jika kita bagi kepada orang lain. Sehinggasudahseharusnyasebagai
guru, kita membagi ilmu yang kita miliki kepada siswa kita sendiri.
2.
AspekNormatif
Filsafatmerupakandasardari aspek normatif padalearning
trajectoryyang meliputi buku, makalah, hasil
penelitian, jurnal, blog, web dan sumber referensi lainnya. Dengan banyak membaca kita bisa memahami pola
pikir kita sendiri. Karena pada prinsipnya aspek normatif adalah filsafat atau
pikiran kita sendiri. Yang meliputi hakikat, metode,etik dan estetika. Dalam
hakikat filsafat terdapat wadah dan isi. Tiada wadah tanpa isi, tiada isi tanpa
wadah. Untuk mengetahui cara berpikir siswa, kita perlu mengetahui hak siswa dalam
pembelajaran itu sendiri. Kita selidikibagaimana
kedudukan siswa dalam pembelajaran. Dalam hakikatfilsafatdalamlingkungan
budaya indonesia, munculfilosofiajaran ing ngaso sung tulodo, ing madya mangun
karsa, tut wuri handayani.Dan falsafahtersebutsampaisekarang menjadi pedoman
dalam pembelajaran di sekolah. Dalam wadah, terdapat syntak, hierarki (jenjang) pendidikan itu sendiri. Didalam isi, terdapat
kategori dapat kita sebut sebagai pengetahuan yang
berasaldariteoridanparadigma. Agar kitamendapatkanpengetahuantersebutkitaharusmembacareferensi
yang ada.
3.
Aspek formal
Aspek
formalberupa dokumen resmiberupaperaturan dinegara
kitayaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang, Peraturan
pemerintah pengganti Undang-Undang, peraturan presiden, peraturan menteri, sampai
pada kurikulum, silabus, RPP, LKS dan penilaian (Asessmen).Padaaspek formal inimencakupperangkatpembelajaranberupaKurikulumdanpenilaian yang
haruskitakembangkansesuai dengan kebutuhan siswa denganmenyesuaikanlingkungan di sekitarsekolah. Sesuai
teori Paul Ernest, bahwa pembelajaran apa saja itu tergantung pada lokasi atau
tempat berlangsungnya pendidikan itu sendiri. Dalampembelajaran
guru diharuskan memahamidanmenguasai teoridanpraktek pembelajaran, untukkita perlu
belajar dariberbagaireferensipembelajaran,salahsatunyamelaluimelihat
video pembelajaran. Dengan melihat video
pembelajaran secara tidak langsung kita bisa
mengambil manfaat dari media ataupun metode pembelajaran yang digunakan.
Manfaat tersebut bisa kita terapkan pada pembelajaran yang akan kita laksanakan
tentunyadisesuaikandengankondisisekolahdansiswakita agar kita bisa
membangun konsep awal siswakarenasetiap siswa
itu memiliki karakteristik yang berbeda.Sehinggakitaperlu menguasai berbagai teori pembelajaran dengan membacareferensi, lalu menghubungkannya satu
sama lain, sehingga diperoleh bangunan hermeneutika
trajectory.
4.
Aspek Material
Aspek materialdalam bentuk sebagai konteks dan konten
yang meliputi, fisik, lingkungan atau
budaya, sampai pada perangkat pembelajaran yang lain. Sebagai guru, kita bisa
menggali sumber pembelajaran yang berasal dari lingkungan dan budaya setempat,
pengalaman siswa, data-data yang ada serta fenomena yang sedang terjadi saat
ini. Yang bisa kita jadikan sebuah penelitian untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada dan memecahkan masalah yang muncul dari adanya
fenomena dan pengalaman siswa sebagai peserta didik. Dengan belajar dari
lingkungan, gurubisa membantu mengembangkan kreatifitas siswa. Siswa bisa membangun dan mengembangkan pengetahuannya sendiri dengan bantuan
media pembelajaran. Karena pada learning trajectory, siswa merupakan
fokus pembelajaran itu sendiri. Sedangkan untuk guru, dinamakan teaching trajectory.Teaching Trajectory, yaitu tentang bagaimana cara guru membelajarkan
siswa dalam proses belajar mengajar.
Keempat aspekdiatassebagai
landasan untuk membangun dan mengembangkan
hermeneutika learning trajectory.
Hermeneutika Learning trajectory bermula
dari diri kita sendiri. Dalam setiap hermeneutika
learning trajectory memiliki
titik-titik, yang bisa dibagi-bagi untuk
membangun hidup, meliputi rutinitas dalam hidup (fatal), sadar akan ruang dan waktu dan membangun hidup (vital).Sadarakanruangdanwaktudisinikitasebagai guru
selalumengikutiperkembanganjamantermasukdalamhalpengetahuanperkembanganmetodepembelajaran.
Padatiaptitik dalam hermeneutika juga
Gambar 1.Hermeneutika Learning Trajectory
(By Prof.
Dr. Marsigit, M.A)
mengandung
tiga unsur dan begitu seterusnyasehinggaterbentukHermenutika Learning Trajectory.
Anak-anakdi sekolah dasar, mengikuti
suatu pola tingkatan alamiah ketika mereka belajar maupun dalam proses
perkembangannya. Sebagai contoh, pada awalnya mereka belajar merangkak,
berjalan, lalu berlari, dan melompat dengan kecepatan dan kecekatan yang terus
meningkat seiring dengan perkembangan fisiknya. Begitupula ketika mereka
belajar. Dalam belajar matematika misalnya, mereka juga mengikuti suatu pola
tingkatan alamiah, yakni belajar kemampuan-kemampuan dan ide-ide matematika
dengan cara mereka sendiri. Ketika para guru memahami pola tingkatan alamiah
tersebut, serta aktivitas-aktivitas yang tersusun didalamnya, maka mereka telah
membangun suatu lingkungan belajar matematika yang tepat dan efektif. Pola
tingkatan alamiah tersebut merupakan dasar dalam membuat learning
trajectories atau lintasan belajar. Learning Trajectory mempunyai tiga bagian penting
yakni: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, lintasan perkembangan yang akan
dikembangkan oleh anak atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dan
seperangkat kegiatan pembelajaran ataupun tugas-tugas, yang sesuai dengan
tingkatan berpikir yang ada pada lintasan perkembangan yang akan membantu anak
tersebut dalam mengembangkan proses berpikirnya bahkan sampai pada proses
berpikir tingkat tinggi.
Bagian pertama dari sebuah lintasan belajar adalah
tujuan pembelajaran matematika. Tujuan pembelajaran seorang guru merupakan
pengelompokan konsep-konsep dan kemampuan-kemampuan yang merupakan hal yang
pokok dan saling berhubungan, konsisten dengan pemikiran siswa, serta berguna
dalam pembelajaran berikutnya.Bagian kedua dari lintasan belajar terdiri dari
tingkatan-tingkatan berpikir, mulai dari yang mudah sampai yang rumit, untuk
membawa siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaranyang telah ditetapkan.
Progres perkembangan yang dibuat oleh guru menggambarkan sebuah lintasan yang
akan diikuti oleh anak atau siswa dalam mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka tentang suatu topik. Perkembangan kemampuan seseorang dimulai sejak
mereka hidup di dunia. Sebagaicontoh sebagaimana
yang kita lihat, anak-anak mempunyai suatu kompetensi yang mirip dengan
kompetensi matematika dalam hal bilangan, indera spasial, dan pola atau bentuk
dari sejak lahir. Namun, ide dan interpretasi anak-anak tentang suatu situasi
atau kondisi merupakan sesuatu yang unik dan berbeda dengan ide dan
interpretasi yang dimiliki oleh orang dewasa. Oleh karena itu, seorang guru
yang baik akan sangat berhati-hati dengan tidak mengasumsikan bahwa anak-anak
“melihat” situasi, masalah ataupun penyelesaian dari masalah tersebut
sebagaimana orang dewasa melihatnya.Melainkan, guru yang baik adalah guru yang
mampu menginterpretasi apa yang sedang dilakukan dan dipikirkan oleh anak
didiknya dan berusaha melihat permasalahan tersebut dari sudut pandang anak
didik tersebut. Sama halnya ketika guru tersebut berinteraksi dengan siswa, dia
juga mempertimbangkan tugas-tugas pembelajaran serta tindakan yang ia lakukan
dari sudut pandang siswa. Hal ini membuat pembelajaran di sekolah dasar,menantang
sekaligus memberi kebanggaan tersendiri.
Bagian ketiga dari lintasan belajar terdiri dari
sekumpulan tugas-tugas pembelajaran yang bersesuaian dengan tingkat berpikir
siswa yang ada dalam lintasan perkembangan yang telah dibuat. Tugas-tugas
tersebut disusun untuk membantu siswa belajar tentang ide-ide dan
kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tingkatan berpikir.
Oleh karena itu, sebagai seorang guru, kita dapat menggunakan tugas-tugas
tersebut untuk mendorong perkembangan berpikir siswa dari satu level ke level
berikutnya.
Sebagai kesimpulan, lintasan belajar menggambarkan
tujuan pembelajaran, proses belajar dan berpikir anak pada berbagai macam
level, dan aktivitas pembelajaran yang mungkin menarik bagi mereka. Peran guru adalah bagaimana memberi fasilitas, kesempatan ruang dan waktu
kepada siswa, agar siswa bisa membangun. Maka akan tercipta hermeneutika learning trajectory.Learning Trajectory
merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana siswa belajar serta bagaimana siswa
berpikir yang diaplikasikan dalam Teaching
Trajectory tentang bagaimana guru menyelenggarakan proses belajar mengajar.
Dalammengembangkanteaching
trajectorydapatdilakukandengan membentuk team teachingbisa berdua saja. Dimana
dalam team teaching ini bisasaling mengobservasi atau melakukan Lesson Study untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan metode dan media yang digunakan.
B. ReferensiMathematical
Learning Trajectory
Lintasan
belajar matematikadiajukan oleh Sarama dan Clements(2009) pada pembelajaran
konseppengukuran panjang yang dirancangdari penelitian berbasis teori yangtelah
dikembangkan dari teori belajarPiaget dan
Vygotsky.
Sarama&Clements(2009) menyatakan bahwaMathematichal Learning Trajectoryter diri
dari tiga bagian:
Math learning
trajectories havethree parts: a mathematical goal,a developmental path along
whichchildren’s math knowledge growsto reach that goal, and a set
ofinstructional tasks, or activities,for each level ofchildren’sunderstanding
along that path tohelp them become proficient inthat level before moving on to
thenext level.
Lintasan belajar matematika mempunyai
tiga bagian penting yakni:tujuan pembelajaran matematika yangingin dicapai,
lintasan perkembangan yang akan dikembangkan oleh siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran,dan seperangkat kegiatan pembelajaranataupun tugas-tugas, yang
sesuaidengan tingkatan berpikir padalintasan perkembangan yang akan membantu
anak dalam mengembangkan proses berpikirnya bahkan sampai pada proses berpikir
tingkat tinggi.
1.
Goals
Bagian pertama dari lintasan belajar
adalah Goals yaitu tujuanpembeajaran matematika. Tujuanpembelajaran
merupakan The BigIdeas of Mathematics yaknipengelompokan
konsep-konsep dankemampuan-kemampuan yang secaramatematis merupakan hal yang
pokok dan saling berhubungan, konsistendengan pemikiran siswa, sertaberguna
dalam pembelajaran berikutnya. Tujuan harus mencakupide-ide besar matematika,
seperti "bilangan yang dapat digunakan untuk menunjukkan berapa
banyak,menggambarkan urutan, dan mengukur" dan "geometri
dapatdigunakan untuk memahami dan mewakili benda, arah, dan lokasi didunia, dan hubungan
antara mereka"(Clements&Sarama, 2009).
2.
Developmental Path
Bagian
kedua dari lintasanbelajar terdiri dari tingkat pemikiran,masing-masing lebih canggih
dariyang terakhir, yang mengarah untukmencapai tujuan matematika.
Artinya,lintasan perkembangan menggambarkanrute belajar anak yang
khususmengikuti pemahaman pengembangandan keterampilan dalam topikmatematika
tertentu. Lintasan belajarpenting karena ide-ide anak-anak daninterpretasi
mereka tentang suatusituasi yang berbeda dengan orangdewasa. Guru harus
menafsirkan apayang anak lakukan dan berpikir danberusaha untuk melihat situasi
darisudut pandang anak. Pengetahuanlintasan perkembangan meningkatkanpemahaman
guru tentang pemikirananak-anak,
guru membantu menilaitingkat pemahaman anak-anak danmenawarkan kegiatan
pembelajaranpada tingkat itu. Demikian pula, gurusecara efektif
mempertimbangkantugas instruksional dari sudut pandanganak.
Sarama
& Clements(2009)menjelaskan bagian
kedua learningtrajectories sebagai
berikut:
The
second part of a learningtrajectory consists of levels ofthinking; each more
sophisticatedthan the last, which lead toachieving the mathematical goal.That
is, the developmentalprogression describes a typicalpath children follow in
developingunderstanding and skill about thatmathematical topic. Developmentof
mathematics abilities beginswhen life begins. Young childrenhave certain
mathematical-likecompetencies in number, spatialsense, and patterns from birth.
Bagian kedua dari lintasan
belajarterdiri dari tingkatan-tingkatan berpikir,mulai dari yang mudah
sampaiyang rumit, untuk membawa siswaagar dapat mencapai tujuanpembelajaran
matematika yang telahditetapkan. Kemajuan perkembanganyang dibuat guru
menggambarkansebuah lintasan tertentu yang akandiikuti oleh siswa
dalammengembangkan pemahaman dankemampuan mereka tentang suatutopik matematika.
Perkembangankemampuan matematika
seseorangdimulai sejak mereka hidup di dunia.Anak-anak memiliki kompetensi
yangmirip dengan kompetensi matematikadalam hal bilangan, indera spasial,dan
pola atau bentuk dari sejak lahir.Namun, ide dan interpretasi anak-anaktentang suatu
situasi atau kondisimerupakan sesuatu yang unik danberbeda dengan ide dan
interpretasiyang dimiliki oleh orang dewasa.Oleh karena itu, seorang guru
yangbaik akan sangat berhati-hati dengantidak mengasumsikan bahwa anak-anak“melihat” situasi,
masalahataupun penyelesaian dari masalahtersebut sebagaimana orang dewasamelihatnya.Melainkan,
guru yangbaik adalah guru yang mampumenginterpretasi apa yang sedangdilakukan
dan dipikirkan oleh anakdidiknya dan berusaha melihatpermasalahan tersebut dari
sudutpandang anak didik tersebut.
Samahalnya
ketika guru tersebutberinteraksi dengan siswa, dia jugamempertimbangkan
tugas-tugaspembelajaran serta tindakan yang ialakukan dari sudut pandang siswa.
3.
Instructional Task.
Bagian ketiga dari lintasanbelajar
terdiri dari set tugasinstruksional atau kegiatan yangcocok untuk setiap
tingkat berpikirdalam perkembangan perkembangan.Tugas ini dirancang untuk
membantuanak-anak belajar ide-ide danmempraktekkan keterampilan yangdibutuhkan
untuk mencapai suatutingkatan berpikir. Oleh karena ituguru dapat menggunakan
tugasinstruksional tersebut gunamendorong perkembangan berpikirsiswa dari satu
level ke levelberikutnya . Sebagaimana dijelaskandan Sarama & Clements(2009)sebagai
berikut:
The third part of a learningtrajectory
consists of set ofinstructional tasks, matched toeach of the levels of thinking
inthe developmental progression.These tasks are designed to helpchildren learn
the ideas and skillsneeded to achieve that level ofthinking. That is, as
teachers, wecan use these tasks to promotechildren's growth from one levelto
the next.
Penelitian Sarama &
Clements(2009)menghasilkan tiga temuan penting:
1. Learning
substantial math iscritical for primary grade children.
2. All
children have the potential tolearn challenging and interestingmath.
3. Understanding
children’s mathematiccaldevelopment helpsteachers be knowledgeable andeffective
in teaching math.
Dari hasil penelitiannya, Sarama
danClements memberikan saranpendekatan pengajaran di kelas awalsebagai berikut:
1. Mengetahui
dan menggunakanlintasan belajar.
2. Menyertakan
berbagai kegiatanpembelajaran.
Lintasan
belajar memberikanpanduan untuk kegiatan yangcenderung menantang
anak-anakuntuk menciptakan strategi barudan membangun pengetahuanbaru.
3. Menggunakan
kombinasi strategipengajaran.
4. Salah
satu pendekatan yang efektifadalah (a) mendiskusikan masalahdengan kelompok,
(b) menindaklanjutidengan bekerja berpasangan,dan kemudian (c)
mengharuskananak-anak berbagistrategi penyelesaian dengankelompoknya semula.
Diskusikanstrategi dengan anak-anak secaraberpasangan dan individual.Membedakan
instruksi denganmemberi kelompok atau individujenis masalah yang berbeda.
C. Learning Trajectory dalamKurikulum 2013(TERLAMPIR)
BAB III
PENGEMBANGAN PRANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING
TRAJECTORY DI KELAS 2 SD
A. SILABUS
(Terlampir)
B. RPP
(Terlampir)
C. LKS
(Terlampir)
D. KONTEN ATAU
ISI
1.
Pada kelas dan semester sebelumnya siswa telah mempelajari tentang:
Mengenalmacam-macam Bangun
Datar
2.
Pada pembelejaran yang durencanakan siswa akan belajar tentang
bangun datar yang meliputi:
·
Nama
bangun datar
·
Banyaknya sisi bangun datar
·
Banyaknyasudutbangundatar
3.
Pada pelajaran selanjutnya dan kelas selanutnya siswa akan belajar
tentang bangundatardanbangunruang yang meliputi:
·
Memahamiunsur-unsur bangun datar
·
Memahamikonsep dari unsur-unsur bangun datar.
·
Memahamiciri-ciri atau sifat-sifat bangun datar
·
Banyaknyasimetrilipatbangundatar
·
Jenisbangunruang
·
Membuat jaring-jaring bangun ruang lainnya
·
Menghitung volume bangun ruang
BAB IV
SKENARIO PEMBELAJARAN LEARNING TRAJECTORY DI SEKOLAH
A. APERSEPSI/PENDAHULUAN
Padasaatapersepsisiswamenyanyikanlagu
“makanjanganbersuara”setelahitusiswadipancinguntukbertanyatentangliriklagudinyanyikanbersama-samasebelumnya.
B. KEGIATAN INTI
a. Siswadibagimenjadikelompok
terdiri dari 4 siswa.
b. Guru
memberi contoh mencuci tangan yang bena
c. Siswa
mempraktekan mencuci tangan yang benar secara bergantian.
d. SetelahmencucitanganSiswa
diberi kardus sabun dan kardus coklat toblerone
e. Siswadiminta membaca panduan pelaksanaan
proyek.
f. Siswa
berdiskusi dengan teman sekelompoknya tentang langkah pelaksanaan proyek.
g. Siswa
diberi kesempatan bertanya tentang panduan proyek yang belum jelas
h. Siswa
mulai melaksanakan proyek :
1.)
Siswa membongkar kardus sabun
dan kardus coklat toblerone.
2.)
Siswa mengunting kardus
tersebut menjadi beberapa bagian.
3.)
Siswa menempelkan tiap-tiap
bagian kardus pada Lembar Kerja yang sudah disediakan
4.)
Siswa menghitung garis/sisi
dan sudut yang membentuk bagian-bagian kardus tersebut.
5.)
Siswa mengidentifikasikan
nama bangun datar pada tiap-tiap bagian kardus.
6.)
Siswa menggambar permainan
“tapak gunung” berdasarkan bagian-bagian kardus yang mereka miliki secara
mandiri.
7.)
Siswa
berdiskusi untuk menyajikan gambar permainan tersebut di luar kelas.
8.)
Siswa
bermain permainan “tapak gunung” secara berkelompok.
9.)
Siswa
membacakan teks laporan hasil pengamatan yang telah ditulis
10.) Siswa lain menanggapi teks laporan yang telah
dibacakan
C. KEGIATAN PENUTUP
a.
Pada saat menyimpulkan materi yang telah dipelajari,
usahakan untuk memancing siswa untuk mengemukakan pendapatnya agar guru mengetahui apa
yang ditangkap siswa selama pembelajaran.
b.
Dalam pemberian PR guru harus membedakan antara siswa Slow Learner dan siswa yang normal.
Tugas kegiatan remedial harus diberikan siswa Slow
Learner dan siswa normal bisa diberikan tugas kegiatan pengayaan.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Lintasan
belajar merupakan suatudesain pembelajaran yang memperhatikan tingkat berpikir
anak sesuai denganteori Piaget dan Vigotsky. Lintasan belajar dapat dilakukan
untuk membuatgrand desain pembelajaran Matematika maupun untuk membuat
rancanganpembelajaranpada level
tertentu.
Lintasan
belajar menggambarkan tujuan pembelajaran, proses belajar dan berpikir anak
pada berbagai macam level, dan aktivitas pembelajaran yang mungkin menarik bagi
mereka.Mengingatpentingnyapendidikanyang
berkesinambungan darisisi konten dan proses, Learning Trajectory menjadi
isupenting dalam
pembelajaran. Proses pembuatanLearning Trajectorymemang membutuhkan waktu
dantenaga yang tidak sedikit. Meskipundemikian, isu ini penting untuk
dapatdilakukan/ditindaklanjuti. Anak-anakmemerlukan guru/pendidik
yangbenar-benar menjadi fasilitator bagimereka dalam mempelajari suatu
idebesar.
B. SARAN
Guru diharapkanmemahamilintasanbelajarkarena sebuah
lintasan belajar memberikan petunjuk bagi guru untuk menentukan danmerumuskan
tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya guru dapatmembuat keputusan-keputusan
tentang langkah-langkah strategi yang akan digunakanuntuk mewujutkan
tujuan-tujuan tersebut. Sebelum menentukan langkah-langkah yangakan ditempuh
dalam pembelajaran atau pemecahan masalah, guru seharusnya memilikiterlebih
dahulu informasi tentang pengetahuan prasyarat, strategi berpikir yangdigunakan
anak, level berpikir yang mereka tunjukkan dan bagaimana variasi aktivitasyang
dapat menolong mereka mengembangkan pemikiran yang dibutukan untuktujuannya
tersebut. Semuanya dapat dilihat dalam lintasan
belajar. Lintasan
beajarberfungsi sebagai kompas yang memamdu pembelajaran.
Lintasan belajar dapat disusun
berdasarkan pengalaman mengajar masa lalu,
melalui
hasil uji coba, ataupun konjektur yang dibangun berdasarkan teori
ataupengalaman pribadi, serta hasil-hasil penelitian yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Clements,
Douglas H., Sarama, Julie. 2009. Learning and Teaching Early math:
The Learning Trajectories Approach.
New York: Routledge.
Fox,
Jillian. 2006. Practical andTheoretical Perspectives of theDutch
Learning-Teaching Trajectories.
MathematicsTeacher Education andDevelopment. Vol. 7, 90 –
96Tersedia:www.merga.net.au/documents/MTED_7_Fox.pdf